Di kereta aku berkenalan dengan seorang laki laki usia 29 tahun, bau dan kelihatan sangat alim. Setelah aku melepas headset, dia minta maaf karena kakinya harus diangkat di atas kursi dan dia menjelaskan alasan kenapa dia terlihat lusuh dan bau. Perjalanan 4 jam naik pesawat ditambah 1 jam naik DAMRI dan menunggu keberangkatan kereta.
aku melempar pertanyaan. "Mudik ya? dari mana?"
dia malah balik tanya. "coba tebak, kalau 4 jam perjalanan naik pesawat, kira-kira saya dari mana?"
aku terdiam sebentar, dia pasti bukan orang biasa. Aku dengan pede menjawab "pasti dari luar negeri ya."
"iya benar, tapi saya tidak usah menjelaskan saya dari negara bagian mana ya. haha" dia jawab dengan gaya nya yang sangat supel. Dan entah darimana mulainya, dia menceritakan mengenai populasi manusia, peradaban ilmu, hingga cerita cinta remajanya.
ini orang sangat asik sekali, keliatan benar dia adalah tipe laki-laki yang gaul dan punya banyak teman, teman wanita. Dia mulai bercerita kisah cinta remajanya. Sangat amat menarik! Dia bercerita dengan runtut, diselingi emosi, dan candaan. Kesimpulanku sementara, dia ini cerdas. Dan benar, saat SMA dia ambil jurusan IPA. Juara umum dan terungkap kalau dia sedang melakukan penelitian tentang "genetika" di Jepang. Dia tidak menjelaskan dia itu siapa, tapi semuanya terungkap satu per satu lewat ceritanya. Baru aku tahu, kisah sinetron itu nyata. Dia yang saat SMA terkenal pandai, diem, dan baik hati ternyata dimanfaatkan oleh pacarnya yang cantik. Dengan kondisi ekonominya yang paspasan dia rela manjat pohon asam dan ngutang hanya utk menuruti permintaan pacarnya. Yang paling menarik adalah saat pacarnya itu ngode pengen dibeliin sepatu piero warna pink dan uangnya hanya cukup untuk membeli sepatu Dallas. Karena model dan warnanya sama, dia belilah itu sepatu Dallas. Aku tertawa, aku menebak, sudah pasti sepatunya ditolak! dan benar.
"baru sadar saya kalau ternyata merk itu berpengaruh ya, saya pikir dengan model dan warna yang sama itu sudah lebih dari cukup." katanya sambil melanjutkan cerita.
Teman satu geng nya sudah mengingatkan kalau pacar cantiknya itu hanya memanfaatkannya dan selingkuh dibelakangnya. Dia tidak percaya dan terus berpikiran positif. Selama mereka pacaran, tidak pernah mereka bergandeng tangan, pelukan, bahkan duduk berdampingan. Saat main ke rumah pun dia tidak boleh sendiri, harus bawa teman. Malam minggu jalan berdua pun mereka tidak pernah. Alasan sang pacar adalah "neng serius sama aa, aa juga serius sama neng, kita pacaran sehat ya a.." dia percaya. Yang paling penting, keinginan sang pacar harus dituruti, kalau tidak jangan harap akan ada tegur sapa atau sms balesan. Teman temannya jengkel dan kesal melihat tingkahnya yang polos dan gampang dibodohi. Sudah berkali kali teman satu gengnya bilang kalau pacarnya yang cantik yang dia percaya itu selingkuh. Tapi dia masih tetap tidak percaya, hingga akhirnya dia melihat sendiri di pantai, dia melihat pacarnya tengah berpacaran dengan cowok lain. Dia shock, sampai rumah dia menangis, marah dengan dirinya sendiri, hingga nilainya turun. Pdhl dia selalu juara umum.
Dia lanjut kuliah bukan di universitas favorit. Dengan masih menyimpan dendam, dia berubah. Dia tidak percaya dengan wanita, dia benci wanita. Dia mulai menyakiti wanita dengan menjadi playboy. Katanya dia hanya modal "kepintarannya" saja buat menarik hati teman teman wanitanya. Dia ngerokok bahkan ngajak teman wanitanya ngerokok juga. Dia dekati terus tinggalin. Dari cowok cupu dia berubah jadi bad boy. Seperti sinetron, karena dia pintar dia selalu jadi ketua kelompok, dia selalu milih-milih yang sekiranya cantik buat dia dekati.
Hingga akhirnya ada satu orang temannya yang menurutnya "cuek, jutek, galak, dan susah buat dia dekati"
ya, temannya itu adalah yang akhirnya jadi istrinya sekarang. Jika dulu dia bingung bagaimana caranya ngumpulin uang buat beliin pacar remajanya hadiah atau traktir. Sekarang dia bingung mau kasih hadiah atau traktir apa ke istrinya karena istrinya tidak pernah minta apa apa. Jika dulu pacaran sehat hanya tameng karena pacar remajanya tidak mau kontak fisik. Sekarang pacaran sehat adalah menghormati dan menjaga istrinya ketika mereka belum sah menjadi suami istri. Di luar cerita sinetronnya. Dia ini adalah orang yang berpikiran terbuka. Dia tidak mempermasalahkan perbedaan. Dari cara dia melibatkanku dalam pembicaraan dan gesture nya ketika kami sedang berbicara. Aku akui dia ini sangat jago.